Batam – Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Kota Batam menyebutkan Batam tidak lagi menjadi Kota yang ramah anak. Mereka mengatakan ini karena kasus kekerasan pada anak kian meningkat.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Batam, Ides Madri menyampaikan, permasalahan kekerasan terhadap anak merupakan tanggung jawab bersama. Menurutnya penyelesaian masalah tersebut tidak hanya pada tataran pengambilan kebijakan tetapi juga harus diselesaikan sampai ke hulu.
“Baru-baru ini kita dihadapkan kriminalitas yang berkaitan pornografi, hal ini muncul mungkin karena akses internet lebih mudah dijangkau,” ujar Ides saat Rapat Dengar Pendapat (RDP), dikutip dari laman media online batamnews.co.id, Rabu (10/2/2021).
Maka dari itu, sosialiasi terhadap dampak negatif dari teknologi ini harus dilakukan secara bersama oleh stakeholder terkait. Dan terpenting juga peran keluarga sangat penting dalam memberikan pemahaman dampak negatif internet.
“Dan saat pandemi Covid-19 ini, semua aktifitas sekolah dilakukan dengan internet, jadi masalah ini tidak bisa dianggap enteng,” kata dia.
Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Batam, Tumbur Sihaloho juga menambahkan agar pornografi dan kekerasan terhadap anak menjadi perhatian dari Pemerintah Kota Batam.
“Memang ini tidak lepas dari pengawasan kita semua, wali kota juga bisa melihat,” ujarnya.
Ia juga meminta agar pemerintah tidak hanya fokus dalam pembangunan infrastruktur, karena jauh lebih penting juga harus dibarengi dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM). “Ini sudah kondisi darurat,” pungkasnya. (*)