Tekan Angka Stunting, Pemda Natuna Raih Penghargaan

0
223

Natuna (DKN) – Pemerintah Daerah Kabupaten Natuna terima penghargaan sebagai daerah yang mampu menurunkan angka stunting. Penghargaan diterima oleh Sekda Natuna, Boy Wijanarko di Hotel Prime Plaza Sanur Jakarta, (31/8).

Penghargaan didapatkan setelah melalui penilaian dari kinerja delapan aksi konvergensi pencegahan dan penurunan stunting di Kepulauan Riau, Melalui surat kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 440/2611/Bangda.

Hasil untuk Provinsi Kepulauan Riau, Batam mendapat peringkat pertama, disusul Natuna di peringkat II, Karimun peringkat III, dan lingga peringkat IV.

Atas keberhasilan ini, Bupati Natuna, Wan Siswandi menyampaikan apresiasi dan ungkapan terimakasih kepada seluruh pihak terkait yang telah bekerja keras dalam menekan angka stunting di Kabupaten Natuna.

“keberhasilan ini merupakan kerjasama dan dedikasi kita semua, semoga kedepan kita mampu menyabet tempat pertama,” ungkap Wan Siswandi melalui Telepon selulernya.

Adapun proses penilaian meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program kegiatan intervensi gizi spesifik dan sensitive untuk mencegah penurunan stunting

Wan Siswandi juga mengungkapkan, dari tahun ke tahun kasus stunting di Natuna semakin baik. Hal ini dpaat di lihat pada tahun 2016 stunting Natuna di angka 26,4 persen, tahun 2017 19,6 persen, tahun 2018 20,05, tahun 2019 17,8 persen, tahun 2020 prevelensi stunting di Natuna sebesar persen 11 persen, di tahun 2021 11,77 persen.

Lanjut Wan Siswansi, tentunya keberhasilan ini juga tak lepas dari dukungan OPD terkait, seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Dinas PUPR, Dinas Perkim, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perikanan, Dinas Kominfo, Disdukcapil serta Bappeda untuk bersama mencegah stunting. Serta peran dari Kecamatan, Kelurahan, Desa, PKK, Tim Pendamping Keluarga, Kader Pembangunan Manusia dan Kader Posyandu.

“Artinya ini merupakan keberhasilan bersama, penanganan kasus stunting bukan hal yang mudah, perlu dukungan semua pihak,” ujarnya.

Sedikit ia juga menjelaskan pencegahan dan penurunan stunting melalui Dinas Kesehatan dengan cara Intervensi spesifik, dan darilintas sektor kita melalui intervensi sensitif.

Intervensi gizi spesifik adalah kegiatan yang langsung mengatasi terjadinya stunting, di antaranya seperti asupan makanan, infeksi, status gizi ibu, penyakit menular, dan kesehatan lingkungan.

“sedangkan Intervensi sensitif merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penyebab tidak langsung stunting yang umumnya berada di luar persoalan kesehatan,”jelas Wan Siswandi.

Wan Siswandi berharap kepada seluruh masyarakat untuk terus meningkatkan pola hidup sehat, sebagai langkah nyata masyarakat mendukung program Nasional untuk menurunkan angkat stunting sesuai target Presiden Joko Widodo. (Dika)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini