Batam – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Batam, Jefridin Hamid menerima kunjungan kerja Wakil Bupati Kabupaten Paser, Syarifah Masitah Assegaf.
Dalam kunjungan itu, Jefridin bertukar pikiran serta berbagi tips pembangunan Kota Batam. Selama di bawah kepemimpinan Wali Kota Batam, Muhammad Rudi dan Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad.
“Kota Batam merupakan satu dari tujuh kabupaten/kota di Provinsi Kepri. Namun hampir 70 persen ekonomi Kepri bergantung terhadap Batam,” kata Jefridin di ruang kerjanya, Jumat (19/3/2021).
Dijelaskannya bahwa sejak tahun 2016 lalu, Pemko Batam mulai meningkatkan infrastruktur Kota Batam. Tak hanya pelebaran jalan utama saja, tapi juga jalan-jalan di lingkungan.
Hal itu dilakukan Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, sebagai upaya untuk mendorong sektor pariwisata. Di tengah sejumlah sektor industri yang menurun akibat ekonomi global.
“Dan alhamdulillah sebelum Covid-19 melanda, Batam atau Kepri jumlah kunjugan wisatawan mancanegara nomor dua setelah Bali, terbanyak di Indonesia,” katanya.
Jefridin juga menegaskan, meskipun Pemko Batam gencar melakukan peningkatan infrastruktur tapi tetap mengalokasikan anggaran pendidikan dan kesehatan sesuai dengan aturan undang-undang yang ada.
“Anggaran pendidikan tetap tidak kurang 20 persen, begitu juga anggaran kesehatan tidak kurang 10 persen,” katanya.
Adapun yang dilakukan Pemko Batam adalah dengan cara menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tak hanya mengoptimalkan potensi yang ada, tapi juga melakukan efesiensi anggaran.
Saat ini Pemko Batam telah menerapkan tapping box di hampir semua hotel berbintang yang ada di Kota Batam. Dengan menggunakan alat tersebut seluruh transaksi hotel dan restoran akan tercatat, sehingga terjadi peningkatan PAD yang signifikan
“Bahkan PAD kita pernah mencapai Rp1,3 triliun,” katanya.
Selain itu Jefridin juga menjabarkan pengelolaan air di Kota Batam. Terutama dalam pemenuhan kebutuhan air bersih di wilayah Hinterland.
“Kalau untuk di Mailand memang di bawah BP Batam. Tapi kalau di pulau-pulau kita yang mengelola. Salah satunya adalah dengan mengolah air laut menjadi air bersih di Belakangpadang,” katanya.
Wakil Bupati Kabupaten Paser, Syarifah Masitah Assegaf mengatakan salah satu kunjungan kerja ke Batam adalah ingin melihat pengelolaan PAD Kota Batam.
Meskipun sumber PAD antara Kota Batam dan Kabupaten Paser tidak sama, tapi apa yang dilakukan Pemko Batam selama ini dinilai cukup berhasil dalam meningkatkan infrastruktur.
“Kabupaten Paser adalah daerah penghasil Batubara, pertanian dan perkebunan. Tapi juga ada pariwisatanya, karena itu kami juga ingin melihat bagaimana pengelolaan pariwisata di Batam,” kata Syarifah.
Syarifah juga mengaku ingin belajar pengelolaan air bersih di Batam, khususnya daerah-daerah yang berada di pulau. Karena saat ini hampir 60 persen wilayah Kabupaten Paser belum menikmati air bersih.